Manusia MAHA

Mahasiswa satu kata yang cukup sering dan begitu erat kita dengar sehari-hari, yang terbayang dalam benak kita adalah: Kampus, Belajar dan Demonstrasi.
Apakah hanya sebatas itu identitas mahasiswa ?
Kata MAHASISWA, yang terdiri dari dua komponen yaitu MAHA dan SISWA. Maha memiliki makna “di atas“ ( sifat ) dan Siswa yang memiliki makna “orang yang terpelajar,”.
Dari dua komponen kata di atas di gabung menjadi kata “mahasiswa” yang dapat kita terjemahkan dalam pemahaman yang sederhana yaitu; sekelompok orang yang memperoleh tingkat pendidikan yang paling atas. Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa mahasiswa merupakan orang terpelajar yang dapat mengecap pendidikan yang tertinggi dalam tingkatan pendidikan formal.
Dalam keseharian sejatinya mahasiswa merupakan orang yang selalu menjadi contoh teladan bagi yang lain, selain orang yang mendapat pendidikan yang tinggi mahasiswa juga orang yang memiliki kepekaan dan resposbiliti yang tidak di miliki oleh orang awam, sehingga dengan sifat itu ia mampu menganalisa setiap permasalahan yang ada secara bijaksana.
Mahasiswa diharapkan mampu menjaga nilai-nilai luhur bangsanya dan mampu mentransformasikan kehidupan ke arah masyarakat modern, yang tetap berakar pada budaya bangsanya. Di samping itu, dapat menghasilkan lulusan yang menjadi salah satu sumber kepemimpinan bangsa dan negara.
Peristiwa-peristiwa penting sejarah bangsa itu, tidak bisa dilepaskan dari peran serta para mahasiswa di dalamnya. Bahkan ia menjadi pelopor utama gerakan pembaruan dan revolusi tersebut. Dinamika gerakan mahasiswa tidak bisa dilepaskan dari pola dan karakteristik mahasiswa, yang menjadi pelaku di dalamnya. Secara garis besar, Ada sedikitnya tiga tipologi atau karakteristik mahasiswa yaitu tipe pemimpin, aktivis, dan mahasiswa biasa.
Pertama:
Tipologi mahasiswa Pemimpin, adalah individu mahasiswa yang mengaku pernah memprakarsai, mengorganisasikan, dan mempergerakan aksi protes mahasiswa di perguruan tingginya. Mereka itu umumnya memersepsikan mahasiswa sebagai kontrol sosial, moral force dan dirinya leader tomorrow. Mereka cenderung untuk tidak lekas lulus, sebab perlu mencari pengalaman yang cukup melalui kegiatan dan organisasi kemahasiswaan.

Kedua:
Tipologi Aktivis, ialah mahasiswa yang pernah aktif turut dalam gerakan atau aksi protes mahasiswa di kampusnya beberapa kali (lebih dari satu kali). Mereka merasa menyenangi kegiatan tersebut, untuk mencari pengalaman dan solider dengan teman-temannya. Mahasiswa dari kelompok aktivis ini, juga cenderung tidak ingin cepat lulus, namun tidak ingin terlalu lama. Mereka tidak terlalu memersepsikan diri sebagai leader tomorrow namun pengalaman hidup perlu dicari di luar studi formalnya. Sudah barang tentu jumlah mereka itu lebih banyak dari pada kelompok pemimpin.

Ketiga:
Tipologi mahasiswa Biasa adalah kelompok mahasiswa di luar kelompok pemimpin dan aktivis yang jumlahnya paling besar lebih dari 90%. Sesungguhnya cenderung pada hura-hura yaitu kegiatan yang dapat memberikan kepuasan pribadi, tidak memerlukan komitmen jangka panjang dan dilakukan secara berkelompok atau bersama-sama. Mereka ingin segera lulus, bahkan tidak sedikit mahasiswa yang tidak segan-segan dengan cara menerabas (nyontek, membuat skripsi “Aspal” dan lain-lain) agar segera lulus.

Di Manakah Posisi kita Saat ini……………?
Fakta membuktikan, dinamika kehidupan bangsa dan mahasiswa pada umumnya banyak dimotori oleh tipe pemimpin dan aktivis ini. Meskipun secara kuantitas kecil tetapi mereka mampu menjadi “pendorong dan agent utama perubahan dan dinamika kehidupan kampus” Sebagian mereka karena telah terlatih menjadi pemimpin dan aktivis, maka tidak sulit setelah selesai pada akhirnya mereka juga menjadi pemimpin dan aktivis setelah terjun di masyarakat dan pemerintahan.
Dinamika kehidupan mahasiswa tidak bisa dilepaskan dari wadah atau organisasi yang menjadi instrumen bagaimana gagasan atau program berusaha diwujudkan, baik organisasi intra maupun ekstra kampus. Organisasi kemahasiswaan intra perguruan tinggi merupakan wahana dan sarana pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan wawasan dan peningkatan kecendikiawanan serta integritas kepribadian mahasiswa.

Dengan analisa yang sangat singkat ini kiranya dapat menggambarkan posisi kita dengan identitas sebagai mahasiswa sejati yang kelak dapat kita pertanggungjawabkan bagi masyarakat……!.
Salam perjuangan
“Jika ingin melihat kondisi bangsa dua puluh lima tahun yang akan datang maka lihatlah kondisi pemuda hari ini ,“ ( Al-Ghazali)



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Hitung Uang

Catatan Kusam Hidung Berkeringat

DIBALIK GEMERLAPNYA KOTA IDAMAN