BAB "Terlahir"
Manusia di
lahirkan dimuka bumi adalah anugerah dari sang pencipta yang harus di syukuri,
mulai dari kemunculan manusia pertama yakni ADAM dan HAWA sampai zaman sekarang
manusia terus bertambah dan berkurang karena adanya kematian dan kelahiran.
Dari jutaan ribu sel sperma yang dihasilkan oleh adanya hubungan perempuan dan
lelaki hanya ada satu yang terlahir sebagai manusia, terlahir sebagai pemenang.
Maka kehidupan itu kita harus syukuri dan tak ada kata menyesal kita di
lahirkan dari keluarga sederhana ataupun tidak mampu dalam hal materi.
Sebut saja
ini adalah permulaan kisah hidupku yang kutuliskan dalam sebuah catatan rahasia
agar kelak orang yang membacanya dapat dijadikan pelajaran dalam hidup kita
masing-masing. Aku terlahir pada tanggal 10 september 1995 bertepatan pada hari
jum’at shubuh. MUNZIR itulah nama yang diberikan orangtua kepadaku, nama yang
mengandung arti pemberi peringatan.
Nama yang singkat, nama yang sedikit saja manusia di bumi ini yang menggunakan,
entahlah yang jelas aku bersyukur juga tak memiliki nama yang panjang..hehehe,
dan akupun tak mengerti orangtuaku tak menaruh namanya dibelakang namaku.
Aku terlahir
dari keluarga yang cukup sederhana, bukan anak bangsawan, anak pegawai, anak
yang dari orang terpandang, anak yang mempunyai materi yang berkecukupan
(hehe..maunya!!!). aku dilahirkan disuatu daerah dalam pulau sulawesi selatan
yang tentunya masuk dalam peta indonesia yakni dusun yaminas. Tempat tinggal
yang menurutku akulah salah satu orang yang beruntung terlahir disini karena
lingkungannya mengedepankan agama dalam kehidupan masyarakatnya. Akupun
terlahir sebagai anak kelima dari enam bersaudara yang masing-masing saudara
kandungku empat perempuan dan lelaki ada dua. Aku mempunyai keluarga yang
berlatar belakang pendidikan yang terbatas, kenapa? Iya, karena ayah dan ibuku
hanya sempat mengeyam pendidikan sampai jenjang sekolah dasar. Namun, saya
bersyukur karena menurutku mereka mendidik kami lebih dari orang yang
berpendidikan, dengan tidak memandang hal demikian mereka merawat dan
membesarkan kami dengan ajaran nilai-nilai islam yang menurutku pula mereka
pantas mendapatkan gelas profesor dari kami bersaudara (hehehe... thanks for
everything mom and dad). Ayah ku pernah mengeluarkan pesan dari mulutnya : “nak,,,
sekolah yang baik, persoalan biaya kalian jangan pikirkan itu tanggung jawab
bapak”. Pesan ini sampai sekarang akan saya selalu ingat dan menjadi motivasi
bahwa seorang tua adalah segalanya dalam menjalani kehidupan, karena ridhonya
ridho Allah SWT pula, doanya dapat menembus langit tujuh lapis sehingga mudah
di ijabah.
Kisah
kelahiranku tergambar jelas dengan kisah yang selalu orangtuaku bagikan kesemua
saudara-saudaraku termasuk aku sendiri. Aku termasuk anak yang mempunyai ujian
berat selama aku berstatus bayi yang menurut ibuku aku dulunya berkulit putih,
sedikit-sedikit menangis kalau tak diberi ASI, dan paling menyedihkan adalah
penyakitku yag kuderita disaat umurku sekitar 10 bulan aku terkena penyakit
yang menurut ibuku hampir pasrah melihat keadaanku pada saat itu. Penyakit yang
kuderita hampir mirip dengan bisulan namun ini bukan bisul yah... hehehe.
Penyakit ini menyerang kesemua bagian tubuhku, bagaikan tak punya harapan lagi,
ibuku selalu berusaha mengobati penyakitku ini sembari berdoa tentunya.
Orang-orang yang datang menjengukku, keluarga, tetangga, dan masyarakat sekitar
kampungku mempunyai perasaan yang berbeda-beda, ada yang sedih, ada yang
berkata ”ikhlaskan”, mereka kebanyakan yang datang sudah pasrah melihat
kondisiku yang begitu memprihatinkan namun ada penyemangat tersendiri pada saat
bab ini kukisahkan bahwa kematian adalah kehendak sang maha kuasa dan sebuah
kesyukuran seorang MUNZIR diumur yang ke-21 masih sehat walafiat,,, aamiin.
Berakhir dari
kesedihan pasti ada kesenangan yang dirasakan setiap manusia, itulah letak
keadilan Tuhan dalam mengelola semesta alam ini dengan segala kuasanya, dengan
segala kehendaknya, dengan segala petunjuknya, manusia hanya diperintahkan agar
bertaqwa kepada-Nya serta Beriman kepada-Nya. Ujian yang diberikan Allah SWT
begitu selalu menghampiri setiap manusia, ada yang menghadapinya dengan sabar,
tabah dan ikhlas serta ada pula yang mengahadapinya dengan berkeluh kesah,
menyalahkan Tuhan, dan menjauh dari perintah Tuhan. Itulah manusia, terkadang kita
tak pandai memahami segala yang terdapat di muka bumi ini bahwasanya ada Allah
SWT yang mengatur, dialah sang skenario terbaik, mengatur manusia dan alam
semesta ini dengan kehendak-Nya. Sebaik-baik manusia adalah manusia yang
senantiasa beriqra, memabaca dan mempelajari segala yang terdapat di permukaan
bumi ini, mensyukuri segala nikmat dari pada-Nya, menjalani kehidupan dengan
sesuai perintah-Nya agar kelak kita kembali pada-Nya dalam keadaan selamat
dunia maupun akhirat.
Masa
kelahiran dikala itu dengan menginjak dan mengalami cobaan sampai sekarang pun
aku selalu mengingatnya dalam kesendirianku, bertanya dan berandai itulah yang
terbenak dalam pikiranku, sekiranya pada saat itu aku ditakdirkan untuk hanya
sepintas melihat gambaran dunia maka akupun bersyukur pula karena dosa belum
bersinyalir dalam tubuh, kesucianku masih terlihat ketika menghadap sang ilahi,
karena kesyukuran adalah segalanya kupersembahkan kepada orang-orang terdekatku
terutama Sang Maha Kuasa, Allah SWT tiada Tuhan selain engkau. Tak ada yang
percaya ketika mungkin tak mengalami dan melihat langsung keadaanku saat itu
ketika keceritakan pada penduduk dunia ini, entahlah. Semua orang punya cerita
dan kenangan sendiri dimasa itu, ada yang terlahir mungkin memiliki anggota
tubuh yang kurang sempurna, ada yang terlahir hanya dipersilahkan mengintip
luasnya alam semesta, dan ada pula yang terlahir dari kondisi peperangan
ataupun kesusuhan, hidup miskin dan serba kekurangan. Maka bersyukurlah kita
manusia yang terlahir yang dari anugerah Tuhan yang begitu tak dapat
tergantikan oleh jutaan kali ibadah yang kita lakukan, jika semua pohon dimuka
bumi ini dijadikan pena untuk menulis nikmat Allah SWT dan semua air dijadikan
sebagai tintanya maka itu tak cukup menggantikan nikmat yang diberikan Allah
SWT kepada kita hamba-hambanya.
NAMA : MUNZIR
TTL : NOLING 10 SEPTEMBER 1995
NAMA AYAH (ANSAR), IBU (LAHIJA)
ANAK KE LIMA DARI ENAM BERSAUDARA
Komentar
Posting Komentar